Popular

Latest Post

Rahasia Di Balik SBY Tidak Pecat Menteri PKS

Written By Unknown on 28 Junie 2013 | 6/28/2013

Hubungan Presiden dan Mentrinya adalah hubungan profesionalisme dan Kinerja, bukan hubungan politik. Walaupun ketergabungan mereka dalam pemerintahan awalnya berasal dari hubungan Politik. Jadi walau secara politik PKS dan SBY berseberangan, namun dalam urusan pemecatan Menteri maka haruslah berdasarkan kinerja menteri itu sendiri. Itulah yang profesional. Bila berkaitan dengan kinerja Menteri, berdasarkan survei LSI, kinerja Menteri-Menteri PKS justru yang paling memuaskan. Tingkat ketidakpuasan publik terbesar justru berasal dari menteri-menteri Demokrat. Yaitu, menteri yang berasal dari partai SBY sendiri. Berikut urutan ketidakpuasan publik terhadap kinerja mentri dari partai, hasil survei LSI:

1. Demokrat 42,56%
2. PPP 40,06%,
3. PKB 39,65%,
4. PAN 38,21%
5. Golkar 35,81%
6. PKS 32,56%
Bagaimana dengan kinerja Menteri secara perorangan ? Berdasarkan survei LSN, justru Menteri Pemuda dan Olahraga dan Menko Perekonomianlah yang kinerjanya paling buruk, menyusul Menteri Keuangan dan Menteri agama. Bagaimana dengan penyelewengan anggaran kementerian ? Hasil penelitian Fitra, dari 36 kementerian dan lembaga negara yang melakukan penyelewengan anggaran. Dari 11 departeman dan lembaga yang terbesar melakukan penyelewengan, tidak ada satu pun kementerian yang dipimpin oleh kader PKS masuk dalam daftar tersebut.
Berikut 11 terbesar dari penyelewengan adalah sbb :
1. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.5.938.049.057
2. Kementerian Tenaga kerja dan Transmigarasi dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.4.515.281.738
3. Kementerian keuangaan dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.3.537.453.076
4. Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.3.470.846.383
5. Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.2.551.062.985
6. Kementerian Agama dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.1.792.895.663
7. Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.1.555.118.598
8. Badan Pertanahaan Nasional dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.1.420.884.887
9. Badan Nasional Penempatan Perlindungaan Tenaga kerja Indonesia dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.1.391.956.389
10. Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan menengah dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.1.033.809.400
11. Badan Narkotika Nasional dengan penyimpangaan perjalanan dinas sebesar Rp.810.228.015.
Dari sisi kinerja maka publik lebih puas dengan kinerja menteri PKS dari pada menteri dari partai lain. Begitu juga departemen yang dipimpin oleh PKS cendrung lebih bersih dari partai lain. Tidak itu saja, penghargaan internasional FAO untuk Indonesia, salah satunya hasil kerja keras dari menteri pertanian dari PKS. Jadi wajar saja bila SBY bingung untuk memecat Menteri-Menteri dari PKS. (Nasrulloh/Kompasianer/PKSBanten)

Menang Pilwakot Bandung, PKS: Selalu Ada Keajaiban Minggu, 23 Juni 2013

Written By Unknown on 26 Junie 2013 | 6/26/2013

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Ridwan Kamil-Oded M Danial yang didukung PKS dan Gerindra unggul di quick count. PKS pun melampiaskan kegembiraan.
"Selalu saja ada keajaiban dalam hidup. Semakin dibenci semakin dicinta, insya Allah itulah PKS," kata Sekretaris FPKS DPR Abdul Hakim, kepada detikcom, Minggu (23/6/2013).
Pasangan 'Rido' melesat meninggalkan 7 pasangan lainnya berdasarkan hasil quick count yang digelar oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI), Minggu (23/6/2013). Pasangan nomor urut 4 ini memperoleh suara tertinggi yaitu diatas 40 persen, sementara yang lain menyusul di angka belasan persen.
Metodologi quick count yang dilakukan yaitu dengan menyebar relawan di 270 TPS dari 4.118 TPS yang ada.
"Sample menyebar proporsional dan dipilih secara acak di seluruh kecamatan. Dengan sampling eror kurang lebih 1 persen," ujar Eka Kusmayadi, Direktur Riset JSI dalam konferensi pers di Grand Hotel Preanger Jalan Asia Afrika, Minggu (23/6/2013).
Hingga pukul 15.30 WIB, data sampling yang masuk sudah mencapai persen 99,26 persen atau 268 TPS atau hanya tinggal 2 TPS yang belum memasukkan datanya.

Berdasarkan nomor urut, berikut perolehan sementara para pasangan di Pilwalkot Bandung:

1. Edi Siswadi-Erwan Setiawan: 17,64 persen
2. Wahyudin Karnadinata-Toni Apriliani: 8,07 persen
3. Wawan Dewanta-M Sayogo: 2,16 persen
4. Ridwan Kamil-Oded Danial: 44,57 persen
5. Ayi Vivananda-Nani Suryani: 15,35 persen
6. MQ Iswara-Asep Dedi Ruyadi: 7,93 persen
7. Budi Setiawan-Rizal Firdaus: 2,94 persen
8. Bambang Setiadi-Alex Tahsin: 1,34 persen


*sumber: detik

Antara Tahiti dan PKS

Written By Unknown on 23 Junie 2013 | 6/23/2013

Kompasiana.: Ada yang menarik dalam pertandingan terakhir babak grup piala Konfederasi 2013 tadi pagi. Pertandingan yang mempertemukan Uruguay dengan Tahiti, sebuah negara ‘entah dimana’. Sebelum pertandiingan, semua pengamat dan penonton sudah memprediksi hasil akhir akan dimenangkan Uruguay dengan jumlah gol yang banyak. Bagaimana tidak, 2 pertandingan sebelumnya, Tahiti menjadi lumbung gol bagi lawan-lawannya. Pertandingan pertama dibantai Nigeria dengan 6 gol, main kedua digelontori 10 gol oleh Spanyol. Sehingga tidak aneh, kalau semua memprediksi bahwa Uruguay pun akan menang besar, dan terbukti Uruguay berhasil menyarangkan 8 gol ke gawang Tahiti tanpa balas.
Lalu apanya yang menarik?
Tahiti datang dengan mengundang banyak pertanyaan khalayak. Tahiti juara apa sih, kok bisa ikut piala Konfederasi?  Negara Tahiti itu dimana sioh? Dll.
Tahiti memang datang sebagai juara Ocean, tapi kita tahu kualitas sepakbola Negara-negara Ocean sana. Sangat jauh dibandingkan negara-negara peserta piala Konfederasi lainnya, yaitu Brasil, Italia, Spanyol, Uruguay, Mexico, Jepang dan Nigeria. Sehingga itu tadi, setiap bertanding selalu kalah dengan jumlah gol di atas 5. Termasuk kekalahan terakhir dari Uruguay. Dan ini yang menariknya, dalam pertandingan antara Uruguay itu, mayoritas penonton simpati pada Tahiti, sehingga setiap pemain Tahiti dapat bola, penonton yang ada di stadion bersorak, apalagi ketika pemain-pemain Tahiti berhasil merangsek ke daerah Uruguay dan mengancam gawang mereka, sorak-sorai penonton semakin ramai. Begitu juga semangat pemain-pemain Tahiti yang tak kenal lelah. Seolah mereka berkata, “Kami memang tim amatir, sehingga tak masalah kami kalah, kami bangga bermain dengan tim-tim dunia.” Dan itu semakin terlihat saat wasit meniup peluit panjang di akhir pertandingan. Para pemain Tahiti bergembira, bersorak, berlari, disambut aplaus semua penonton yang ada di stadion.
Lalu apa hubungannya dengan PKS?
Entah bisa disamakan atau tidak, tapi ini menurut penulis, apa yang dialami Tahiti sama dengan yang dialami PKS. Menjadi bulan-bulanan lawan, akhirnya dapat simpati dan empati. 2 kali menderita jadi lumbung gol lawan, Tahiti mendapat simpati penonton. Demikian juga dengan PKS, terlepas terbukti atau tidak kasus impor sapi, karena sampai sekarang masih proses pengadilan, PKS jadi bulan-bulanan media. Hampir setiap hari media cetak, elektronik dan online, memuat kasus yang membuat merah kuping para kader PKS ini. Bahkan berita-beritanya sudah keluar dari konteks hukum dan mengarah ke infotainment. Bukan sehari dua hari, bahkan berbulan-bulan sejak awal Pebruari silam. Tapi itu tadi, kejadian yang menimpa PKS ini jadi bikin penasaran pembaca/pemirsa, dan lahir simpati. Ini terbukti dengan kemenangan PKS di Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dan terakhir kemenangan PKS di Pilkada Kota Bandung, hari Minggu kemarin. Kemenangan ini mengantarkan Kader PKS menjadi Wakil Walikota Bandung. Walaupun belum resmi, tapi hasil quick count beberapa lembaga menunjukkan pasangan yang diusung PKS ini berhasil meraup 42% suara. Menang satu putaran.
Demikian analisa penulis, entah nyambung atau tidak antara Tahiti dengan PKS, monggo pembaca menilainya

Sisi Lain Presiden PKS Anis Mata

Baru saja menonton acara sisi lain Anis Mata di SCTV. Pak Anis Mata di wawancara wartawati cantik televisi itu dalam keadaan santai dan ceria. Beliau baru saja sedang bermain futsal. Semoga ini bukan pencitraan. Sebab apapun yang dilakukan oleh presiden PKS ini, selalu saja menjadi buah bibir. Mulai dari kasus poligami sampai masalah kesejahteraan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sekarang dipimpinnya sedang mendapatkan banyak sorotan publik.
Bagus banget wawancaranya, dan pak Anis Mata menjawab semua pertanyaan itu dengan santainya. Lalu pak Anis Mata diminta menunjukkan hasil karya tulisnya yang berupa buku. Sudah 10 buah buku hasil karyanya. Beliaupun didaulat untuk membaca puisi politik hasil karyanya sendiri. Semoga rekamannya dipublikasikan di youtube sehingga dapat ditonton oleh mereka yang belum sempat menontonnya. Bisa gak ya?
Di akhir wawancara, Pak Anis Mata didaulat untuk membuat 2 kata tentang Indonesia. Lalu keluarlah kalimat Firdaus yang hilang. Wah super sekali pak Anis Mata ini. Dengan baju kaos kuning dan bernomor 3 dibagian lengan, nampak jelas ada sedikit aroma kampanye di sana. Seolah-olah ingin mengatakan, “pilihlah nomor 3 di pemilu 2014 nanti!” hehehe.
Saya menanggapi posiitif tayangan sisi lain pak Anis Mata ini. Biarkan penonton menilai. Di jaman ketidakpercayaan ini, jangan pernah buat janji, tetapi tunjukkan bukti. Itulah beberapa bait yang masih saya ingat dari puisi karya pak Anis mata yang dibacakannya. Wah bagus banget kedengarannya. Rupanya beliau sudah melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Semoga ini bisa menjadi introspeksi bagi para kader PKS untuk senantiasa berprestasi. Bekerja untuk kemakmuran rakyat dan bukan kemakmuran partainya.
Mungkinkah Pak Anis Mata akan menjadi tokoh Indonesia berikutnya? Kita lihat saja aliran sungai politik yang terus mengalir hingga ke laut pemilihan umum. Sisi lain presiden PKS Anis Mata membuat saya menjadi semakin terbuka untuk mengenalnya lebih dekat. Bahkan sangat dekat. Bukan untuk memilihnya menjadi presiden, tetapi menyandingkannya dengan Jokowi. Mungkinkah? Saya hanya bisa tersenyum saja di layar kaca, hahaha.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay

Hukum Seputar Basmallah ( بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ) (bag. 01)

Written By Unknown on 21 Junie 2013 | 6/21/2013

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Saudaraku seiman…
Di dalam tulisan berseri ini akan mengupas tentang seputar hukum yang berkaitan dengan ucapan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ .
Ketauhilah hal-hal berikut:
  1. Tidak ada perbedaan diantara para ulama bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ adalah Al Quran Firman Allah Ta’ala
  2. Tidak ada perbedaan diantara para ulama bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ adalah bagian ayat di dalam Al Quran surat An Naml ayat 30. Dalil yang menunjukkan akan hal ini, Allah Ta’ala berfirman:
{ إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} [النمل: 30]
Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” QS. An Naml: 30.
  1. Tidak ada perbedaan diantara para ulama bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ adalah bukan ayat dari surat Taubah
  2. Tidak ada perbedaan diantara para ulama bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ adalah ayat yang telah dinukilkan penulisannya di dalam mushaf secara mutawatir
  3. Tidak ada perbedaan diantara para ulama bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ adalah ayat yang telah dituliskan antara dua surat di dalam Al Quran selain antara surat Al Anfal dan At taubah.
Abu Bakar Ahmad Al Jashshash berkata:
لا خلاف بين المسلمين في أن بسم الله الرحمن الرحيم من القرآن
“Tidak ada perbedaan diantara kaum muslim, bahwa بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ termasuk dari Al Quran”. Lihat kitab Ahkam Al Quran, 1/8-9.
Abu Bakar Muhammad Ibnu Al Arabi rahimahullah berkata:
قَوْله تَعَالَى : { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } . اتَّفَقَ النَّاسُ عَلَى أَنَّهَا آيَةٌ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فِي سُورَةِ النَّمْلِ
“Firman Allah Ta’ala: { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } manusia bersepakat bahwa ia adalah satu ayat dari Kitabullah Ta’ala di dalam Surat An Naml.” Lihat kitab Ahkam Al Quran, karya Ibnul Arabi, 1/2.
 Al Amidi rahimahullah berkata
الاختلاف فيما نحن فيه لم يقع في إثبات كون التسمية من القرآن في الجملة ... وإنما وقع في وضعها آية في أوائل السور
“Perbedaan yang kita perselisihkan di dalam tidak terjadi di dalam penetapan tentang status basmalah termasuk dari Al Quran secara umum…dan sesungguhnya perselisihan terjadi di dalam peletakkannya sebagai satu ayat di awal-awal surat.” Lihat kitab Al Ihkam, karya Al Amidi, 164.
 Abu Al Hasan Ali Al Mawardi berkata:
والبسملة بعض آية  في سورةالنمل إجماعا  ، فهي قرآ ن قطعا ، وليست في  أول براءة إجماعا...وأما حكم البسملة في غير ذلك ، فالصحيح الذي عليه أكثر العلماء ،  منهم : الإمام أحمد والإمام أبو حنيفة والإمام الشافعي : أنها قرآن.
“Dan ucapan بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ sebagian ayat di dalam surat An Naml secara Ijma’, maka ia adalah Al Quran secara pasti dan bukan awal surat dari awal surat Bara’ah (at Taubah) secara ijma’…dan adapun hukum بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ dalam selain itu, maka pendapat yang benar yang disebutkan oleh kebanyakan para ulama, diantara mereka Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah dan Imam Asy Syafi’ie:…Bahwa ia adalah Al Quran.” Lihat Kitab At Tahbir Syarah At Tahrir, 3/1368.

Bersambung insyaAllah…

Hukum Seputar بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  (bag. 02) – Apakah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   ayat dari setiap surat yang diawali dari setiap surat.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Selasa, 7 Jumadal Ula 1434H, Dammam KSA.

Ini Alasan SBY Tak Umumkan Naiknya Harga BBM

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah menyampaikan alasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara langsung. Menurutnya, kenaikan itu akan diumumkan oleh menteri. Pasalnya, kenaikan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri (Permen).

"Kan itu diatur melalui Peraturan Menteri ESDM. Jadi, harga BBM eceran," kata Firmanzah seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Efektivitas BLSM di Daerah di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (21/6/2013).

Namun, Firmanzah belum bisa memastikan siapa menteri yang akan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Tetapi, asumsinya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa atau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik yang akan mengumumkannya.

Sebelumnya, rapat paripurna DPR RI yang digelar pada Senin 17 Juni 2013 menyetujui Undang-Undang (UU) APBN Perubahan 2013 yang salah satu pasalnya berisi mengenai pengurangan anggaran subsidi BBM. Dalam UU itu, juga teralokasi dana sebesar Rp 9 triliun untuk kompensasi kenaikan BBM bersubsidi.

Pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi walau gejolak penolakan begitu besar. Alasan pemerintah adalah untuk menyelematkan keuangan negara.
Editor : Hindra Liauw

Presiden Marah Besar Saat Besannya Dicokok KPK

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat selama ini membangga-banggakan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak pernah mengintervensi kasus hukum. Salah satu contoh kasus yang dibanggakan akan sikap Presiden SBY adalah kasus korupsi yang menimpa besan Presiden, Aulia Pohan.

Namun, nyatanya, kisah lain terungkap dari Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah. Fahri menceritakan, ketika itu, Presiden SBY marah besar kepada Ketua KPK Antasari Azhar yang menangkap besannya.

"Begini-gini, saya pernah marahin SBY. Saya berdebat berempat di Istana dengan Pak SBY. Ternyata Pak SBY marah ke Antasari karena besannya ditangkap," ujar Fahri dalam diskusi di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jumat (21/6/2013).

Ketika itu, Fahri mengaku mendebat Presiden yang telah memarahi Antasari. Seharusnya, Presiden tidak ikut campur sebagai abdi negara. "Saya sayangkan Pak SBY tidak bertindak sebagai pengabdi sistem yang baik," ucapnya.

Selain memarahi Presiden, Fahri mengaku geram dengan alasan KPK yang menangkap Aulia Pohan. KPK menangkap Aulia karena dianggap bertanggung jawab telah menyetujui pengambilan dana yayasan untuk Bank Indonesia. "Kok bisa uang yayasan jadi sebab orang menjadi koruptor? Yang boleh gugat kan yayasan," katanya.

Aulia Pohan adalah ayah dari Annisa Pohan, menantu Presiden SBY. Annisa menikah dengan putra sulung Presiden, Agus Harimurti Yudhoyono. Aulia ditangkap KPK pada tahun 2009 silam karena terkait kasus aliran dana Bank Indonesia.

Aulia Pohan divonis di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan hukuman 4,5 tahun. Namun, Mahkamah Agung kemudian meringankan hukuman mantan Deputi Gubernur BI itu menjadi 3 tahun.

Aulia dianggap bersalah karena menyetujui pengambilan uang Rp 100 miliar dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) lewat Rapat Dewan Gubernur BI. Selain Aulia, tiga pejabat BI lainnya juga disangkakan hal yang sama.
Editor : Hindra Liauw

Tuding PKS Tak Beretika, Nyali Demokrat Dipertanyakan!

intriknews.com Maraknya kampanye penolakan kenaikan harga BBM yang disuarakan oleh PKS membuat gerah partai koalisi, khususnya Partai Demokrat sebagai partai penguasa. Sikap saling serangpun tak terelakkan lagi, dihadapan media Politisi Demokrat secara terang-terangan menyerang PKS.

Mulai dari disebut berkepribadian ganda, inkonsisten, bermuka-dua, munafik bahkan tak beretika, seperti yang  disampaikan Ketua Harian Demokrat Syarief Hasan.


"Yang dikatakan berkoalisi itu harus sejalan dengan kebijakan pemerintah, Jangan cuma mau ambil untung untuk kepentingan diri sendiri. Itu sama sekali tidak santun, tidak beretika", kata Syarief di kompleks parlemen Senayan, Selasa, 4 Juni 2013.

Menurut Syarief, etika dan tata cara berkoalisi sudah diatur dengan tegas dalam kontrak koalisi. Kontrak ini pun sudah disepakati oleh semua partai pendukung,
“Setiap parpol yang sepakat dan menandatangani kontrak koalisi harus tunduk kepada kontrak tersebut. Kalau tidak, namanya bukan koalisi. Apalagi ini tentang kebijakan untuk melindungi kepentingan rakyat miskin,” tuturnya.

Dalam code of conduct itu diterangkan, jika terjadi ketidaksepakatan bersama dalam koalisi, semaksimal mungkin dilakukan komunikasi politik untuk mencari solusi yang terbaik. Apabila pada akhirnya tidak ditemukan solusi yang disepakati bersama, maka parpol peserta koalisi yang bersangkutan dapat mengundurkan diri dari koalisi.

Lantas yang menjadi pertanyaan saat ini, kapan kontrak itu akan diterapkan terkait dengan sikap PKS? Karena sampai sekarang terbukti SBY masih ragu untuk mendepak PKS dari koalisi.

Suasana tak nyaman ini menimbulkan keprihatinan pengamat politik AS Hikam. Dia menilai, dalam perebutan kuasa atau politik, etika dan moral tak jarang dianggap sebagai sesuatu yang nisbi alias relatif dan bahkan semacam pengganggu.
 “Yang cenderung diunggulkan adalah ketegasan, keberanian bertindak dan mengambil resiko. Nah, bagaimana kalau kemudian, baik etika maupun keberanian bertindak dan ketegasan ternyata tidak ada? Inilah yang terjadi antara PKS dan PD,” ungkap Hikam Kamis (6/6).

PKS tidak loyal dengan menolak penaikan harga BBM. Tetapi Partai Demokrat bisa dianggap tidak punya ketegasan dan keberanian bertindak terhadap perilaku politik PKS.
"Kalau PKS ibarat benalu, maka PD letoy dan impoten. Hasilnya, jalannya pemerintahan lalu mirip mobil yang sopirnya menginjak gas, tetapi salah satu penumpangnya menginjak rem keras-keras," ujarnya.

Sejatinya, kalau PD menuding PKS tak beretika, tambah Hikam, maka rakyat Indonesia pun berhak bertanya kepada PD: "Lo punya nyali gak sich?", tegasnya. (As)

Econit: Pemerintah Bersikap Dzolim, Paksa Rakyat Berkorban Atas Naiknya Harga BBM

JAKARTA - Direktur Eksekutif Econit, Hendri Saparini mengatakan dengan menaikkan harga BBM, pemerintah sama saja memaksa rakyat berkorban. Pengorbanan rakyat yang terkesan dipaksakan ini sesunguhnya tidak mendatangkan manfaat bagi ekonomi bangsa dan negara ini. Kenaikan itu justru menambah beban bagi rakyat karena perekonomian tak akan membaik.

"Masyarakat diminta untuk berkorban atas naiknya harga BBM. Tapi defisit dan subsidi untuk BBM dalam APBNP 2013 yang baru saja disetujui DPR kok malah bertambah," kata Hendri Saparini, di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (19/6).

Sebenarnya, dalam kasus ini pemerintah telah melakukan propaganda seolah-olah semua pihak mendukung naiknya harga BBM. Seluruh komponen di dalam masyarakat juga digiring opininya oleh pemerintah. Dari waktu ke waktu pemerintah terus membangun opini jika harga BBM tidak dinaikkan maka APBN akan jebol, dan menaikkan harga BBM merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ekonomi bangsa.

"Semua dibikin seolah-olah mendukung harga BBM naik. Padahal kalangan pengusaha memberi syarat kalau harga BBM naik, upah minimum regional (UMR) tidak diberlakukan. Ini tukar-guling kebijakan namanya dan yang jadi korban itu, lagi-lagi buruh," ungkapnya.

Selama ini, masyarakat selalu dikambinghitamkan atas banyaknya konsumsi BBM. Padahal BBM yang diselundupkan dari kilang ke industri-industri juga banyak. "Apakah pemerintah sudah mengusut dan melakukan tindakan nyata terhadap para penyelundup BBM ini,"terangnya.

Pada kesempatan lain hendri juga menyatakan, sikap pemerintah yang bersikukuh menaikkan harga BBM sama saja membuat kebijakan yang membuat daya beli dan daya saing turun. Daya produksi di masyarakat juga turun sebab bahan-bahan untuk produksi harganya semakin mahal dan tak terjangkau.

"Walaupun pemerintah berjanji memberikan kompensasi bagi warga miskin yang kena dampak kenaikan harga BBM, harusnya kompensasinya 100 persen. BLSM hanya senilai 150 ribu per bulan, dasar perhitungannya tidak jelas. Padahal inflasi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain itu jelas beda," tegasnya, Kamis (20/6).

Selain itu, BLSM yang digunakan untuk membantu rakyat miskin juga berasal dari hutang negara. Saat ini malah terdapat tambahan hutang sebesar 80 triliun. "Walaupun subsidi BBM dikurangi, APBN tetap berat bebannya. Jadi, pengorbanan masyarakat sama sekali tidak ada gunanya,” ujarnya. (As)

Tersangka Hambalang Tak Kunjung Ditahan KPK

intriknews.com Jakarta – KPK telah menetapkan Ketua Komisi XI Emir Moeis menjadi tersangka pada Juli 2012. Ditetapkannya sebagai tersangka atas kasus  penerimaan suap terkait tender boiler PLTU Tarahan.

Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum juga ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus proyek Hambalang, namun pihak KPK belum juga menahan kedua tersangka.

Bambang Widjojanto menjelaskan KPK belum menahan tersangka karena masih dalam proses penyidikan. "Belum ada progres, KPK tidak buru-buru menahan. Secara teknis hukum, tersangka punya hak ingkar, yang dilakukan penyidik mengumpulkan saksi sebanyak-banyaknya. Kalau proses pemeriksaan saksi sudah lebih lengkap tersangka akan dipanggil. Konfirmasi ke tersangka", jelas Bambang.

Perlakuan KPK terhadap kasus ini sedikit berbeda dengan kasus yang lain. Dalam kasus ini KPK terkesan lambat dalam penahanan tersangka. (hs)

Cobaan dalam Beragama

Dari Khabbab bin al-Aratti Radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Kami mengadu kepada Rasulullah Shallallahua ‘alaihi wa sallam, ketika itu beliau sedang berbantalkan sorbannya di bawah lindungan Ka’bah. Kemudian kami bertanya, ‘Apakah engkau tidak memintakan pertolongan untuk kami? Apakah engkau tidak mendoakan untuk kebaikan kami?’
Beliau bersabda, ‘Orang-orang yang sebelum kamu itu ada seseorang yang ditanam hidup-hidup, ada seseorang digergaji dari atas kepalanya sehingga tubuhnya terbelah dua dan ada pula seseorang yang disisir dengan sisir besi yang mengenai daging dan tulangnya, tetapi yang demikian itu tidak menggoyahkan mereka dari agamanya.
Demi Allah, Allah pasti akan mengembangkan agama Islam hingga merata dari Shan’a sampai ke Hadhramaut, dan masing-masing dari mereka tidak takut melainkan hanya kepada Allah atau takut serigala menyerang kambingnya. Tetapi kamu sekalian sangat tergesa-gesa’.” [1]

Pelajaran yang Dapar Dipetik

  • Menerangkan keutamaan sabar dan cobaan dalam beragama.
  • Menerangkan salah satu mu’jizat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni tersiarnya Islam dan terwujudnya keamanan dan kedamaian.
  • Kesabaran para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamatas siksaan yang bertubi-tubi dengan penuh kerelaan dan jiwa yang tenang.
  • Anjuran untuk beruswah kepada orang-orang yang shalih yang banyak mendapat cobaan dan mereka tetap bersabar dalam menghadapinya.
  • Islam adalah agama yang penuh kedamaian dan ketenangan hingga datang hari kiamat.
___________________
[1] HR. Al-Bukhari, 3612; Ahmad, 5/109; al-Humaidi, 157; Abu Dawud, 2649; an-Nasai, 8/204.
[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, edisi bahasa Indonesia: "61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat", pent. Pustaka Darul Haq, Jakarta]

Indonesia Berhasil Atasi Pangan, SBY : Good News! | PKS: Menterinya Siapa Tuh?

Written By Unknown on 20 Junie 2013 | 6/20/2013

JAKARTA — Lembaga khusus pertanian dan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Food and Agriculture Organization (FAO) menilai Indonesia berhasil menangani sektor pangan nusantara. “Itu yang saya anggap good news,” ungkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan dengan binar wajahnya kemarin (Kamis, 20/6).
Sumringah SBY bukan tanpa alasan, pasalnya penghargaan dari FAO tersebut menurutnya datang 3 tahun lebih cepat dari yang diperkirakan. Tak lupa, SBY pun bersyukur atas penghargaan yang dicapai tersebut.
Menurutnya, pada era Presiden Soeharto, tepatnya tahun 1985 Indonesia mendapat penghargaan internasional atas berhasilnya swasembada pangan. Dan 18 tahun kemudian, penghargaan serupa terjadi. “Baru di sini yang bunyinya adalah achievement award yang dikeluarkan di Roma kemarin, Menko Perekonomian mewakili saya.”  (tajuk.co)

____

Menteri Pertaniannya siapa sih?
Kok yang mewakili menerima penghargaan bukan Menteri Pertanian?
Kok malah besan Presiden?

Wow! Orang Dalam Pertamina Ungkap Kebohongan Pemerintah Soal Harga BBM

Written By Unknown on 16 Junie 2013 | 6/16/2013

Jakarta - Rencana kebijakan pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM bersubsidi menimbulkan tanda tanya besar, bahkan dengan harga BBM bersubsidi Rp4.500 per liter sebenarnya pemerintah tidak mengeluarkan subsidi dari APBN.
Menurut orang dalam Pertamina yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, "Mas, perlu diketahui, istilah subsidi itu hanya kebohongan pemerintah + Pertamina. Saya sendiri juga perih menyaksikan kerakusan para pejabat di pertamina. Harga premium & solar dari Russian oil itu cuma 425 USD per metrik ton atau sekitar kurang dari Rp4.300 per liter. Melalui Petral angka 425 tersebut di-mark up 300 USD sehingga menjadi 725 USD, dan oleh Pertamina disempurnakan mark up-nya menjadi 950 USD, angka inilah yang kemudian disebut sebagai harga pasar yang mengharuskan adanya istilah subsidi tersebut. Luar biasa bajingan mas!!".
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Petromine Watch Indonesia, Urai Zulhendri mengatakan, jika memang isi pesan tersebut memang benar adanya, maka pemerintah dan Pertamina melakukan mark up harga mencapai 100% dari harga USD425 menjadi USD950, Petral mengambil untung USD300 dan Pertamina mengambil untung USD125.
"Jelas, bahwa ini mengindikasi PT Pertamina Energy Trading (Petral) anak usaha PT Pertamina (Persero) masih menggunakan Perantara (mafia minyak) dalam melakukan pembelian minyak mentah," katanya.
Tidak hanya itu, Urai menduga kuat bahwa mark up yang dilakukan PT Pertamina (Persero) sebesar USD125 dicurigai sebagai bentuk upeti atau Commitment Fee dari Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, yang diduga diberikan kepada Ani Yudhoyono untuk mempertahankan posisinya sebagai Dirut Pertamina.
"BPK harus berani mengaudit proses mark up yang diduga terjadi dalam pembelian minyak yang dilakukan PT Pertamina (Persero) dan Petral," imbuhnya.

*sumber: actual.co

Bak Mandi Tuhan

Written By Unknown on 07 Junie 2013 | 6/07/2013

dakwatuna.com – Sydney.  Tim peneliti dari University Adelaide di Australia menemukan sebuah danau yang dijulukinya sebagai “Bak Mandi Tuhan”. Air pada danau tersebut tidak pernah ter jamah sedikit pun oleh berbagai aktivitas manusia ataupun perubahan iklim selama ini.
Danau ini memiliki kedalaman hingga 32 kaki atau sekira 10 meter. Tapi, uniknya dasar danau tersebut dapat terlihat dengan jelas dari atas permukaannya, seperti dikutip dari Softpedia, Rabu (5/6/2013).
“Ini seperti “Bak Mandi Tuhan” yang sangat indah. Karena tidak pernah tersentuh oleh apapun dan kemurnian air nya terjamin dari dulu hingga sekarang. Tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, karena sangat indah,” ungkap salah seorang peneliti, Dr. Cameron Barr pada The Examiner.
Tim peneliti menduga danau ini terbentuk pada tujuh abad yang lalu. Dilihat dari kadar air danau, peneliti mengungkapkan bahan kimia nya tidak pernah mengalami perubahan sedikit pun sejak awal terbentuk hingga saat ini.
“Kami menemukan bahwa danau yang terletak di sebuah pulau lepas pantai Queensland ini relative tidak tersentuh oleh perubahan iklim selama 7000 tahun terakhir. Tak hanya itu, kami juga bisa katakan danau ini sama sekali tidak terkena dampak apapun dari aktivitas manusia,” jelas Barr dalam sebuah pernyataan resminya di situs University of Adelaide.
Rupanya, danau yang dinamakan Danau Biru (Blue Lake) selama berabad-abad lamanya menjaga kemurnian air nya dengan cara melakukan pembaruan perairan nya. Dengan demikian, “Bak Mandi Tuhan” ini akan mengalirkan air nya ke rawa-rawa setiap kali memperbarui kandungan air nya.
Tidak hanya keindahannya itu saja yang membuat peneliti terkesima, mereka juga mengklaim bahwa Danau Biru ini juga baik untuk menjadi tempat ‘berlindung’ bagi biota air tawar di wilayah tersebut. Terlebih dengan proses alamiah nya tersebut, danau ini diperkirakan tidak akan mengalami perubahan sedikit pun selama ratusan atau bahkan ribuan tahun mendatang. (aws/okz)

Diskusi DPP IMM Tolak Kenaikan Harga BBM

dakwatuna.com - Meski Kenaikan BBM pada APBNP 2013, menjadi domain pemerintah. Dengan alasan situasi ekonomi dunia yang tidak menentu ditambah dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur dalam negeri, maka perlu penurunan biaya subsidi (kemenperin.go.id).
Pembatasan subsidi BBM ini dilakukan dengan alasan agar subsidi tidak membengkak dan melebihi anggaran. Anggaran subsidi di APBN 2013 sebesar Rp 274,7 triliun. Dari jumlah ini, sebesar Rp 193,8 triliun dianggarkan untuk subsidi BBM namun kami menyayangkan sikap Partai politik (Parpol) yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) partai koalisi yang sepakat mendukung penuh rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sangata disayangkan. Padahal mereka membutuhkan dukungan masyarakat dalam pemilu 2014 dikhawatirkan partisipasi para pemilih akan ikut menurun.
Ada beberapa alasan mengapa DPP IMM menolak kenaikan harga BBM di antaranya:
  1. Akan naiknya harga-harga dan menurun daya beli masyarakat.
  2. Meningkatnya biaya transportasi yang berakibat terganggunya kegiatan ekonomi masyarakat 3.meningkatnya biaya produksi nasional yang berefek pada ancaman Phk massal.
  3. Pemerintah disinyalir akan mencari keuntungan dari tingginya harga minyak dunia alih-alih penghematan padahal BBM yang ada akan dijual keluar negeri dengan harga tinggi dan menunjukkan eksistensi sebagai anggota OPEC.
  4. Sebetulnya pemerintah selama ini tidak mensubsidi harga BBM tapi hanya mengurangi keuntungan atau pemasukan negara namun dinikmati oleh masyarakat luas.
Pemerintah melimpahkan kesalahan kepada masyarakat akibat gagal membangun perekonomian Indonesia dan tidak mampu meningkatkan penambahan APBN dari sector lain sehingga rakyat menjadi tumbal kenaikan harga BBM, secara logika jika perekonomian maju tidak mungkin akan memanfaatkan kenaikan BBM untuk menambah APBN.
Produksi BBM Indonesia mengalami ekonomi biaya tinggi akibat beberapa sebab pertama gagalnya produksi minyak Indonesia akibat terlalu banyak campur tangan pihak asing,” ujarnya.
Kedua, akibat kurangnya pengawasan sehingga masih terdapat indikasi kebocoran dan pencurian minyak mentah di berbagai tempat sehingga produksi dianggap berkurang. Ketiga, akibat gagalnya pengelolaan minyak bumi di Indonesia yang semestinya diperuntukkan bagi warga Negara Indonesia dan dikelola oleh perusahaan lokal tapi faktanya perusahaan dalam negeri tidak mampu bersaing dengan perusahaan asing karena pemerintah tidak melakukan keberpihakan.

Kemarahan Hatta Rajasa dan Secarik Surat Importir Daging | Asal Muasal Kasus Indoguna?

Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa marah besar 26 November 2012. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini geram dengan harga daging sapi yang terus melonjak dan langka di pasaran. Seketika itu pula Hatta memanggil Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian, Syukur Iwantoro.
Inilah ikwal awal perlunya penambahan kuota impor daging sapi yang kemudian menjadi perkara korupsi. Kemarahan Hatta itu, sampai di telinga Komisaris PR Radina Niaga Mulya, Elda Devianne Adiningrat yang biasa dipanggil Bunda. Informasi itu kemudian disampaikan oleh Dirut PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman.
Atas saran Elda, Maria kemudian meminta Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendy mengirim surat kepada Hatta. Menggunakan kop surat Asosiasi Pengusaha Importir Daging Sapi (ASPIDI), surat yang ditandatangani Juard tersebut, meminta Hatta menambah kuota impor daging sapi.
Informasi yang dihimpun tim Aktual.co menyebutkan salinan surat itu diberikan kepada kolega Hatta yakni Ketua DPP KNPI Arif Rahman yang juga dekat dengan Elda. Atas saran Arif kemudian tersebut nama politisi PAN Alimin Abdullah. Anggota Komisi VII Bidang Energi ini disebut Arif dapat membantu mengurus penambahan kuota daging sapi di Menko Ekuin.
Pukul 06.00 pagi, 15 Januari 2013, Arief Rahman menyerahkan salinan surat ASPIDI kepada Hatta. Surat ini kemudian yang menjadi alasan Hatta menambah kuota impor daging sapi tahun 2013. Elda menyebutkan rencana penambahan kuota itu akan di back up Alimin.
Kepada Aktual.co awal pekan lalu Alimin membantah hal tersebut.
"Tidak benar itu. Saya tidak penah ngomong impor daging dengan Pak Hatta. Saya di komisi berapa kan anda tahu, tidak ada kaitannya," ujarnya lagi.
Pagi ini Hatta yang dikonfirmasi wartawan Aktual.co, Arnold Sirait menegaskan, dirinya siap dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika benar dirinya memerintahkan Alimin untuk mem back up rencana penambahan impor daging sapi tahun 2013.
"Menyuruh Alimin Abdullah apa urusan saya? Tidak betul, Alimin Abdullah itu komisi apa? Ngawur itu, isu dari mana? Ngawur itu, laporkan KPK kalau ada," ujarnya.

*http://m.aktual.co/hukum/125714kemarahan-hatta-rajasa-dan-secarik-surat-importir-daging


Taujih Nabawi Untuk Aktivis Dakwah

Written By Unknown on 04 Junie 2013 | 6/04/2013

dakwatuna.com -
 Dan Kami jadikan kalian sebagai umatan wasathan (pertengahan)” (Al-Baqarah: 143)
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (Ar Rahman: 9)
“ …dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (An-Nisa: 58)
“ … Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya.” (Al-Hujurat: 9)
Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sebaik-baiknya perbuatan (‘amal) adalah yang pertengahan.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, 8/411/3730. As Sam’ani meriwayatkan dalam Dzail Tarikh Baghdad secara marfu’ dari Ali, tetapi dalam sanadnya terdapat periwayat yang majhul. Ad Dailami juga meriwayatkan tanpa sanad dari Ibnu Abbas secara marfu’. Lihat Imam ‘Ajluni, Kasyful Khafa’, 1/391 dan Imam As Sakhawi, Al-Maqashid Al-Hasanah, Hal. 112. Imam As Suyuthi menyandarkan ucapan ini adalah ucapan Mutharrif bin Abdillah dan Abu Qilabah, yakni sebaik-baiknya urusan (Al-Umur) adalah yang pertengahan. Lihat Ad-Durul Mantsur, 6/333)
Mukadimah
Ilustrasi (inet)
 Dusta jika ada manusia tidak butuh nasihat, sombong jika ada manusia tidak butuh bimbingan. Kita semua membutuhkannya. Sebab manusia itu memiliki potensi benar dan salah, Allah Taala berfirman:
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.” (Asy-Syams: 8)
Dengan potensi kefasikan yang sudah ada saja sudah cukup bagi manusia untuk melakukan penyimpangan, ditambah lagi adanya gangguan syaitan la’natullah ‘alaih, yang selalu mengajak manusia ke jalan yang sesat menjadi pengikut mereka, Allah Taala berfirman:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Namun demikian, Allah Tabaraka wa Taala juga menyediakan berbagai mekanisme penjagaan dan perawatan fitrah seorang mukmin, salah satunya adalah budaya saling memberikan nasihat (munashahah) dan tadzkirah. Inilah budaya yang mengeluarkan manusia dari zona Al-Khusr (kerugian), Allah Taala berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)
Inilah budaya yang bermanfaat buat orang beriman, Allah Taala berfirman:
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)
Ya, peringatan ini bermanfaat untuk hati orang-orang mukmin (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim, 7/425) karena hatilah panglima aktivitas menuju perubahan dan perbaikan. Kecerdasan manusia tidaklah mencukupi jika hati belum ada kemauan untuk berubah.
Atas dasar ini, dengan memposisikan diri sebagai bagian dari objek taushiyah dan tidak menggurui, kami turunkan risalah ini yang kami beri tajuk ‘Seruan Nabawi Untuk Kader dan Qiyadah’ dalam rangka melerai pertikaian dan menyudahi kedengkian, tidak meluas wilayahnya (sebab ini hanyalah guncangan Jadebotabek dan internet, sedangkan di daerah-daerah sama sekali tidak dirasakan), demi keutuhan jamaah, kemajuan, dan kejayaan dakwah Islam. Allah Taala berfirman:
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya!” (Al-Hujurat: 9)
Mendamaikan orang-orang beriman dengan mengajak mereka kembali merujuk Kitabullah dan rela terhadap apa-apa yang ditetapkan-Nya untuk dan atas mereka, dan kitabullah merupakan media paling adil untuk mendamaikan manusia (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, 22/292), maka mari kita jadikan marja’ utama kita, yakni Al-Quran dan As Sunnah sebagai pemersatu kita semua.
Taujih Nabawi Untuk Aktivis Dakwah
Maksud ‘kader’ di sini adalah siapa saja yang masih mengikuti proses tarbiyah secara intens di berbagai jenjangnya, apa pun jabatan mereka di jamaah dan hizb, atau yang tidak menjadi apa-apa. Ada pun bagi yang tidak masuk kategori ini, namun ikut bermain api di dalamnya, dan ikut memperkeruh suasana dan memprovokasi, maka kami ingatkan untuk para kader terhadap tipuan mereka:
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu.” (Al-Imran: 119)
Ya, jika mereka berdiskusi dengan kita, berhadapan dengan kita, mereka menyatakan bahwa “Kami adalah kader tarbiyah,” tetapi perilaku mereka bak menyiram bensin di kobaran api yang kecil. Sehingga, perselisihan kecil, nasihat biasa, dijadikannya sebagai pisau pembunuh keutuhan jamaah hingga permasalahan melebar ke mana-mana. Untuk mereka ini, para outsider yang ikut bersandiwara di dalam wacana dan dialektika jamaah, maka cukuplah bagi kalian:
“Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (Ali Imran: 119)
Sebaliknya, untuk para kader tarbiyah, diam adalah lebih baik jika belum tahu permasalahan. Tidak terpancing emosi, bersikap, dan komentar yang melebihi kapasitasnya. Tidak termakan berita bohong, atau justru menjadi penyebar berita bohong. Teruslah menuntut ilmu, berdakwah, dan beramal.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Isra’: 36)
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.” (An-Nur: 11)
Berikut adalah Taujih Nabawi yang bertebaran di berbagai kitab hadits untuk para kader. Kami akan sampaikan beberapa saja, di antaranya:
A. Tetaplah Taat Selama Perintah Bukan Maksiat
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Barangsiapa yang mentaatiku, maka dia telah taat kepada Allah. Barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka dia telah maksiat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada pemimpin maka dia telah mentaatiku. Barangsiapa yang membangkang kepada pemimpin, maka dia telah bermaksiat kepadaku. Sesungguhnya pemimpin adalah perisai ketika rakyatnya diperangi dan yang memperkokohnya. Jika dia memerintah dengan ketaqwaan kepada Allah dan keadilan, maka baginya pahala. Jika dia mengatakan selain itu, maka dosanya adalah untuknya.” (HR. Bukhari, 10/114/2737. Muslim, 9/364/3417. An Nasa’i, 13/95/4122. Ibnu Majah, 8/393/2850. Ahmad, 15/166/7125)
Hadits ini tidak syak lagi, berbicara tentang keutamaan pemimpin yang tidak dimiliki oleh selainnya. Ketaatan kepada mereka dan pembangkangan kepada mereka seakan disetarakan dengan ketaatan dan pembangkangan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam konteks jamaah dakwah, maka para qiyadah adalah pemimpin kita.
Qiyadah seperti apa yang berhak mendapatkan ketaatan dari umatnya (baca: kader)? Al-Hafzih Ibnu Hajar mengatakan setiap yang memerintahkan dengan kebenaran dan dia seorang yang adil, maka dia adalah pemimpin yang oleh Asy Syaari’ (pembuat syariat) diperintahkan agar memerintah dengan syariat-Nya. (Fathul Bari, 20/152)
Jadi, patokannya adalah syariah, sejauh mana ketaatan pemimpin tersebut kepada Allah dan Rasul-Nya, dan syariat yang diajarkan oleh Rasul-Nya. Sejauh mana pula kebenaran perintah mereka dalam timbangan syariah. Namun, sebagian ulama Ahlus Sunnah tetap mempertahankan bahwa pemimpin yang fasiq tetaplah harus ditaati perintahnya yang baik-baik, adapun kefasiqannya ditanggung oleh dirinya sendiri sesuai hadits di atas.
Untuk perintah yang maksiat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya, maka semua ulama sepakat tidak ada ketaatan kepada pemimpin yang memerintah seperti itu. Banyak hadits yang menegaskan hal demikian, di antaranya:
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
“Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya ada pada yang ma’ruf (dikenal baik).” (HR. Muslim, 9/371/3424. Abu Daud, 7/210/2256. An-Nasa’i, 13/114/4134. Ahmad, 2/192/686. Al-Baihaqi, As Sunan Al-Kubra, 8/156. Sementara Bukhari meriwayatkan tanpa lafaz Laa Tha’ata fi Ma’shiyatillah, 13/237/3995)
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
“Dengar dan taat atas seorang muslim adalah pada apa yang disukai dan dibencinya, selama tidak diperintah maksiat. Jika diperintah untuk maksiat, maka jangan didengar dan jangan ditaati.” (HR. Bukhari, 22/52/6611. Abu Daud, 7/211/2257. At Tirmidzi, 6/300/1929. Ahmad, 9/475/4439. Al-Baihaqi, As Sunan Al-Kubra, 3/127)
Dari hadits-hadits ini mereka sepakat, bahwa yang tidak ditaati adalah perintahnya saat ia memerintahkan perintah yang maksiat tersebut, baik perintah itu datangnya dari pemimpin yang adil atau zhalim terhadap rakyatnya, suami ke pada istrinya, orang tua kepada anaknya, jenderal kepada prajuritnya, dan sebagainya.
Para ulama berbeda pendapat, apakah juga wajib tetap taat kepada pemimpin yang fasiq dan zhalim, namun belum kafir. Ini dilihat dari sisi kepribadian pemimpin tersebut, bukan dilihat dari isi (content) yang diperintahkan.
Kebanyakan Ahli hadits mengatakan, tetap wajib taat kepada pemimpin yang zhalim dan fasiq, serta bersabar menghadapi mereka, selama mereka masih menegakkan shalat, dan belum melakukan tindakan yang mengeluarkannya dari Islam secara nyata (kufrun bawaah), dan selama perintahnya bukan maksiat, ada pun kefasikan dan kezhaliman pemimpin, maka itu ditanggung oleh dirinya sendiri. Ini juga pendapat Imam Hasan Al-Bashri.
Sebagian muhaqqiq dari kalangan Syafi’iyah menyatakan wajibnya mentaati pemimpin, baik perintah atau larangan, selama bukan perintah haram. (Imam Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, 4/106)
Imam Ar-Razi mengatakan, taat kepada Allah, Rasul, dan Ahli ijma’ adalah pasti (qath’i), ada pun terhadap pemimpin dan penguasa, tidaklah taat secara pasti, bahkan kebanyakan adalah haram, karena mereka tidaklah memerintah melainkan dengan kezhaliman (li annahum Laa ya’muruuna illa bizh zhulmi). (Mafatihul Ghaib, 5/250)
Mereka berdalil dengan banyak hadits, di antaranya hadits berikut:
إلا أن تروا كفرا بَوَاحا، عندكم فيه من الله برهان
“Kecuali kalian melihatnya melakukan kekafiran yang nyata, dan kalian telah mendapatkan bukti nyata dari Allah terhadapnya.” (HR. Bukhari, 21/444/6532. Muslim, 9/374/3427)
Dalil lainnya, dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu ‘anhu beliau berkata:
 يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللَّهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ كَيْفَ قَالَ يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
“Ya Rasulullah, sesungguhnya mendapatkan keburukan lalu datanglah kebaikan dari Allah, dan kami saat itu masih ada. Apakah setelah kebaikan itu datang keburukan lagi?” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya: “Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan lagi?” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya: “Apakah setelah kebaikan akan datang keburukan lagi.” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya lagi: “Bagaimana itu?” Rasulullah menjawab: “Akan ada setelahku nanti, para pemimpin yang tidaklah menuntun dengan petunjukku, tidak berjalan dengan sunahku, dan pada mereka akan ada orang-orang yang berhati seperti hati syaitan dalam tubuh manusia.” Hudzaifah bertanya: “Apa yang aku lakukan jika aku berjumpa kondisi itu Ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Dengarkan dan taati pemimpinmu, dan jika punggungmu dipukul dan diambil hartamu, maka dengarkan dan taat.” (HR. Muslim, 9/387/3435. Al-Baihaqi. As-Sunan Al-Kubra, 8/157. Ath-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Ausath, 6/459/3003. Al-Maktabah Asy-Syamilah)
Dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’i radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, mereka mendoakan kalian, dan kalian juga mendoakan mereka. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kalian.” Rasulullah ditanya: “Ya Rasulullah tidakkah kami melawannya dengan pedang?” Rasulullah menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat bersama kalian. Jika kalian melihat pemimpin kalian melakukan perbuatan yang kalian benci, maka bencilah perbuatannya, dan jangan angkat tangan kalian dari ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim, 9/403/3447. Ahmad, 49/11/22856. Al-Baihaqi, As Sunan Al-Kubra, 8/158. Ath-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabir, 12/431. Ad-Darimi, 9/19/2853. Ibnu Hibban, 19/182/4672. Al-Maktabah Asy Syamilah)
Imam An Nawawi mengatakan, tidak dibenarkan keluar dari ketaatan kepada pemimpin jika semata karena kezhaliman dan kefasikannya, selama dia tidak merubah kaidah-kaidah agama. (Syarh Shahih Muslim, 6/327)
Selain itu, Imam Bukhari menulis sebuah Bab dalam kitab Shahih-nya, Kewajiban berjihad bersama orang baik atau fajir (Al Jihad Maadhin ‘Alal Barri wal Faajir). Begitu pula Imam Abu Daud, beliau membuat bab dalam kitab Sunan-nya, Perang Bersama Pemimpin yang zhalim (Fil Ghazwi ma’a A’immati Al-Jauri). Sehingga Imam Ahmad menjadikannya alasan bahwa tidak ada perbedaan antara berjihad bersama pemimpin yang adil atau zhalim, keutamaan-keutamaan jihad tetap akan didapatkan. (Fathul Bari, 8/474). Begitu pula yang dikatakan Imam Asy Syaukani (Nailul Authar, 11/495). Syaikh Sayyid Sabiq mengatakan, tidak disyaratkan berjihad itu harus dengan hakim yang adil, atau pemimpin yang baik, sebab jihad wajib dalam segala keadaan. (Fiqhus Sunnah, 2/640)
Begitu juga dalam shalat, para ulama menetapkan kebolehan berimam kepada orang zhalim dan fasiq, karena dahulu para sahabat, di antaranya Ibnu Umar pernah berimam kepada penguasa zhalim, gubernur Madinah, Hajaj bin Yusuf Ats Tsaqafi (pembunuh Abdullah bin Zubeir) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Said Al-Khudri shalat di belakang khalifah Marwan. Imam An Nasa’i membuat Bab dalam kitab Sunan-nya, Shalat Bersama Imam zhalim (Ash-Shalatu Ma’a A’immatil Jauri).
Demikianlah alasan para ulama yang tetap mewajibkan taat kepada pemimpin fasiq dan zhalim, selama mereka masih muslim, dan isi perintahnya adalah bukan maksiat.
Sementara, sebagian Imam Ahlus Sunnah lainnya menyatakan tidak wajib taat kepada pemimpin yang zhalim dan fasiq, karena kefasikan dan kezhalimannya itu, bukan hanya karena faktor isi perintahnya saja yang berisi maksiat.
Dalilnya adalah:
“Dan janganlah kamu taati orang-orang yang melampaui batas.(yaitu) mereka yang membuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (Asy-Syu’ara: 151-152)
“Dan janganlah kalian taati orang yang Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami dan ia mengikuti hawa nafsu dan perintahnya yang sangat berlebihan.” (Al-Kahfi: 28)
Imam Nashiruddin Abul Khair Abdullah bin Umar bin Muhammad, biasa dikenal Imam Al-Baidhawi, berkata dalam tafsirnya, ketika mengomentari surat An Nisa’, ayat 59 (Athi’ullaha wa athi’ur rasul wa ulil amri minkum), bahwa yang dimaksud dengan ‘pemimpin’ di sini adalah para pemimpin kaum muslimin sejak zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sesudahnya, seperti para khalifah, hakim, panglima perang, di mana manusia diperintah untuk mentaati mereka setelah diperintah untuk berbuat adil, wajib mentaati mereka selama mereka di atas kebenaran (maa daamuu ‘alal haqqi). (Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, 1/466)[1]
Artinya, ketika pemimpin tersebut sudah tidak di atas kebenaran (baik karena perilaku atau pemahaman pribadi), maka tidak ada kewajiban taat kepadanya. Imam Al-Baidhawi tidak membicarakan tentang isi perintahnya. Makna pemimpin pun tidak sebatas pada khalifah, tetapi juga pemimpin apa pun, termasuk dalam konteks pembahasan kita, yakni qiyadah sebuah jamaah atau organisasi.
Bahkan Imam Abul Hasan Al-Mawardi mengatakan, bahwa umat berhak meminta pencopotan kepada pemimpin jika mereka memang hilang ke’adalahannya, yakni melakukan kefasikan (baik karena syahwat atau syubhat) dan cacat tubuhnya. (Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As Sulthaniyah, Hal. 28). Ini juga diriwayatkan sebagai pendapat Imam Asy Syafi’i, Imam Ibnu Hazm, dan Imam Al-Ghazali.
Bapak sosiolog Islam, Ibnu Khaldun juga mengatakan tidak boleh dikatakan ‘memberontak’ bagi orang yang melakukan perlawanan terhadap pemimpin yang fasiq. Beliau memberikan contoh perlawanan Al-Husein terhadap Yazid, yang oleh Ibnu Khaldun disebut sebagai pemimpin yang fasiq. Apa yang dilakukan oleh Al-Husein adalah benar, ijtihadnya benar, dan kematiannya adalah syahid. Tidak boleh dia disebut bughat (memberontak/makar) sebab istilah memberontak hanya ada jika melawan pemimpin yang adil. (Muqaddimah, Hal. 113)
Sebaliknya, Imam Ibnu Taimiyah menganjurkan untuk sabar, tidak memberontak menghadapi ‘musibah’ pemimpin yang zhalim (Majmu’ Fatawa, 1/262)
Akhirnya …, setelah panjang lebar kami menguraikan, bagaimana menyikapi pemimpin yang melakukan penyimpangan, fasiq, dan zhalim, nampak jelas bagi kami bahwa sikap tetap taat dan sabar adalah lebih utama dan lebih membawa maslahat, dan dapat mencegah kemudharatan serta chaos berkepanjangan, walau keputusan dan perilaku sebagian qiyadah sangat ‘menggeramkan’ dan ‘menjengkelkan’ menurut sebagian kader, yang penting kader tidak diperintah untuk maksiat yang nyata, dan baik sangka lebih dikedepankan, bahwa mustahil qiyadah memerintahkan kadernya untuk maksiat kepada Allah Taala. Dan wajh istidlal (sisi pendalilan) sikap ini pun lebih argumentatif dan legitimate.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang melihat pemimpinnya ada sesuatu yang dibencinya, maka hendaknya dia bersabar, sebab barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah walau sejengkal lalu dia mati, maka matinya dalam keadaan jahiliyah.” (HR. Bukhari, 21/443/6531. Muslim, 9/390/3438. Ahmad, 5/389/2357. Ath-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabir, 10/305/12590. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, 16/46/7239. Ad-Darimi, 8/6/2574. Abu Ya’la, 5/402/2293)
Dari hadits ini, tentu kami tidak mengatakan ‘jahiliyah’ orang yang keluar dari jamaah tarbiyah, sebab hadits ini sedang berbicara tentang jamaatul muslimin (jamaah umat Islam keseluruhan). Tetapi ada pelajaran berharga dari hadits ini yakni perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya agar bersabar menghadapi pemimpin yang perilaku, pemahaman, atau keputusannya tidak disukai mereka. Ini alasan yang kuat kenapa kader hendaknya mengambil sikap taat dan sabar. Kami rasa sikap ini lebih bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, karena didasari oleh dalil dan pandangan para ulama, bukan karena emosi.
Imam An Nawawi menjelaskan makna miitatan jahiliyah (mati jahiliyah) dalam hadits tersebut, dengan huruf mim dikasrahkan (jadi bacanya miitatan bukan maitatan), artinya kematian mereka disifati sebagaimana mereka dahulu tidak memiliki imam (pada masa jahiliyah). (Syarah Shahih Muslim, 6/322/3436)
Sementara Imam Asy Syaukani dalam Nailul Authar, menjelaskan; bahwa yang dimaksud dengan miitatan jahiliyah dengan huruf mim yang dikasrahkan adalah dia mati dalam keadaan seperti matinya ahli jahiliyah yang tersesat di mana dia tidak memiliki imam yang ditaati karena mereka tidak mengenal hal itu, dan bukanlah yang dimaksud matinya kafir tetapi mati sebagai orang yang bermaksiat. (Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, 11/399)
Ada pun surat Al-Kahfi ayat 28: “Dan janganlah kalian taati orang yang Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami.” Tidak bisa dijadikan hujjah, sebab maksudnya adalah orang-orang yang hatinya lebih condong kepada syirik dibanding tauhid. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, 4/384). Atau menyibukkan diri dengan dunia dan melupakan ibadah dan Rabbnya. (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Azhim, 5/154). Apakah ada yang tega menyebut qiyadah telah melakukan syirik yang nyata? (misal, karena iklan Soekarno, “Aku adalah budak rakyatku,” yang membawa dampak Syirk lafzhiyah). Atau mengatakan, qiyadah telah mendahulukan dunia di banding ibadah dan Rabbnya, bukankah mereka memiliki lembaran mutaba’ah harian? Maka, bagi (kader) yang menyatakan demikian, maka dia telah ghuluw (kelewat batas) dan lebih mendahulukan zhan.
Masalahnya adalah benarkah qiyadah telah melakukan tindakan kefasiqan, kezhaliman, dan apa pun yang membuatnya layak untuk tidak ditaati menurut sebagian ulama? Ataukah itu karena perasaan, tuduhan, atau informasi yang tidak utuh, atau ada pihak ketiga yang bermain dan lebih dipercaya oleh kader, atau hanya karena perbedaan ijtihad politik saja? Jika benar qiyadah telah melakukan kefasiqan dan kezhaliman, itu pun bukan alasan yang kuat untuk membangkang sebagaimana uraian panjang di atas. Jika tidak benar, maka lebih tidak ada alasan lagi untuk membangkang. Namun, seharusnya qiyadah pun harus memberikan penjelasan, tanpa ada yang disembunyikan, tentang berbagai masalah yang digugat oleh kader. Wallahu A’lam
Ketahuilah dan fahamilah …, betapa pun keras kritikan kalian (kader) terhadap qiyadah, maka qiyadah bukanlah syaitan yang selalu berbuat salah dan selalu mengajak pada kesalahan. Sebagaimana kalian pun bukanlah malaikat yang selalu benar tanpa kesalahan.
B. Meninggalkan Perdebatan Yang Tidak Berguna
Tanpa disadari, sebagian kader terlena dalam perdebatan panjang dan sengit, dan mengabaikan akhlak Islam, namun tidak produktif dan justru mengotorkan hati.
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Ada empat hal yang barangsiapa keempat hal itu ada pada diri seseorang maka dia adalah munafik sejati, dan barangsiapa yang memiliki satu saja, maka dia memiliki perangai kemunafikan sampai dia meninggalkannya, yaitu: jika diberi amanah dia khianat, jika bicara dia berbohong, jika berjanji dia melanggar, dan jika berbantahan buruk akhlaknya.” (HR. Bukhari, 1/59/33. Muslim, 1/190/88. Abu Daud, 12/298/4068. At Tirmidzi, 9/222/2556. An Nasa’i, 15/219/4934. Ibnu Hibban, 1/497/254)
Maka, hendaknya kader dakwah meninggalkan perdebatan sengit yang memancing emosi dan melunturkan akhlak, sebab ditakutkan tumbuhnya bibit kemunafikan dalam hati kita, paling tidak perbuatan persebut menyerupai orang munafiq sebagaimana yang dijelaskan para ulama.
Imam An Nawawi memberikan penjelasan, bahwa para ulama telah ijma’ barang siapa yang sudah beriman di hati dan diucapkan dengan lisan, lalu dia melakukan hal-hal yang ada dalam hadits ini, maka mereka tidaklah dihukumi kafir dan tidak pula dihukumi munafiq yang membuatnya kekal di neraka, sebab saudara-saudara Nabi Yusuf ‘Alaihissalam telah melakukan semua perilaku ini. Demikian juga ditemukan bagi sebagian salaf dan ulama, baik sebagian atau seluruhnya. Hadits ini, segala puji bagi Allah, tidak ada kemusykilan, hanya saja para ulama berbeda pendapat dalam memaknainya. Pendapat para muhaqqiq yang mayoritas, dan menjadi pendapat pilihan yang benar adalah perangai-perangai ini adalah perangai munafiq, bagi pelakunya dia telah menyerupai orang munafiq dan berakhlak dengan akhlak mereka (kaum munafiq). Ada pun nifaq, adalah menampakkan apa-apa yang dihatinya berbeda. Pengertian ini memang ada pada orang-orang yang melakukan perangai tersebut, yang menjadikannya nifaq secara hak dalam dirinya, berupa pembicaraannya, janjinya, amanahnya, atau berbantahannya. Tetapi ini bukanlah munafiq yang zhahirnya menampakkan Islam dan hatinya kufur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah bermaksud munafiq di sini adalah munafiq yang membuat pelakunya adalah kafir dan kekal di neraka paling bawah. (Syarh Shahih Muslim, 1/150/88. Lihat pula keterangan lebih ringkas di ‘Aunul Ma’bud, 10/207)
Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa para ulama mengartikan nifaq pada hadits ini adalah nifaq amal (nifak perbuatannya), bukan nifaq takdzib (nifaq karena sikap mendustakan dihatinya) sebagaimana pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikianlah yang diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, bahwa nifaq ada dua, yakni nifaq amal dan nifaq takdzib. (Sunan At Tirmidzi, 9/222). Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa nifaq di sini adalah bahwa pelakunya dihukum seperti munafiq, yakni nifaq amal. (Fathul Bari, 1/54)
Kita pun diperintahkan untuk meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa SallamI bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. At Tirmidzi,8/294/ 2239. Malik, 5/381/1402, dari Ali bin Husein bin Ali bin Ab Thalib. Ibnu Majah, 11/ 472/3966. Ahmad, 4/168/1646, dari Ali bin Abi Thalib. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Misykah Al-Mashabih, 3/49/4839)
Imam Hasan Al-Banna juga mengatakan dalam 10 wasiatnya, pada wasiat no. 4: “Tinggalkanlah perdebatan dalam masalah dan kondisi apapun, karena perdebatan tidaklah mendatangkan kebaikan.” (Risalatut Ta’alim wal Usar, Hal. 39. Darun Nashr Liththiba’ah Al-Islamiyah)
C. Tetap Menjaga Persatuan dan Soliditas
Tanpa adanya persatuan dan soliditas, maka kelemahan yang akan kita dapatkan. Sayangnya kelemahan jamaah terjadi karena ulah kita sendiri.
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)
Maka beranilah memulai untuk memahami, memaklumi, dan memaafkan sesama ikhwah sebagai awal soliditas jamaah, berada di pihak mana pun kita. Serta menghilangkan kebencian, dengki (hasad), tajassus, memutuskan silaturahim, cuek, memboikot (hajr), sesama elemen jamaah.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Hati-hatilah dengan prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dustanya perkataan. Janganlah saling mendengarkan keburukan, saling mencari kesalahan, saling mendengki , saling tidak peduli, saling membenci, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari, 19/8/5604)
Hadits serupa sangat banyak, hanya saja berbeda sedikit matan(redaksi)-nya . Ada yang wa laa tanaajasyu (jangan saling memfitnah) (Bukhari, 19/11/5606), atau wa laa taqaatha’uu (jangan saling memutuskan silaturahim) (Muslim, 12/415/4642), atau wa laa tanaafasuu (jangan saling bersaing/bermegah-megah) (Muslim, 12/421/4646), ada juga tambahan, “tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya leih tiga hari.” (HR. At-Tirmidzi, 7/180/1858, dari jalur Anas, hasan shahih), dan yang semisalnya.
Syahidul Islam, Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah berkata:
أن ترتبط القلوب والأرواح برباط العقيدة ، والعقيدة أوثق الروابط وأغلاها ، والأخوة أخت الإيمان ، والتفرق أخو الكفر ، وأول القوة : قوة الوحدة ، ولا وحدة بغير حب , وأقل الحب: سلامة الصدر , وأعلاه : مرتبة الإيثار , (وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ) (الحشر:9) .
والأخ الصادق يرى إخوانه أولى بنفسه من نفسه ، لأنه إن لم يكن بهم ، فلن يكون بغيرهم ، وهم إن لم يكونوا به كانوا بغيره , (وإنما يأكل الذئب من الغنم القاصية) , (والمؤمن للمؤمن كالبنيان، يشد بعضه بعضاً). (وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ) (التوبة:71) , وهكذا يجب أن نكون
 “Ukhuwah adalah keterikatan hari dan ruh dengan ikatan aqidah. Ikatan aqidah adalah ikatan yang paling kuat dan paling mulia. Ukhuwah adalah saudara keimanan, dan perpecahan adalah saudara kekufuran; kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan, tak ada persatuan tanpa rasa cinta, dan sekecil-kecilnya cinta adalah lapang dada, dan yang paling tinggi adalah itsar (mendahulukan kepentingan saudara).” Barangsiapa Yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang yang berjaya.(Al-Hasyr: 9)
Akh yang benar akan melihat saudara-saudaranya yang lain lebih utama dari dirinya sendiri, karena ia jika tidak bersama mereka, tidak akan dapat bersama yang lain. Sementara mereka jika tidak bersama dirinya, akan bisa bersama orang lain. Dan sesungguhnya Srigala hanya akan memangsa kambing yang sendirian. Seorang muslim dengan muslim lainnya laksana satu bangunan, saling menguatkan satu sama lain.
Dan orang-orang beriman baik laki-laki dan perempuan, satu sama lain tolong-menolong di antara mereka. (At-Taubah: 71). Begitulah seharus kita.” (Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna, Majmu’ah ar-Rasail, hal. 313. Al-Maktabah At-Taufiqiyah). Wallahu a’lam

[1] Apa yang dikatakan Imam Al-Baidhawi juga bantahan bagi pihak yang membatasi makna Ulil Amri hanyalah pemimpin negara (umara) dan khalifah. Mereka menolak jika surat An- Nisa: 59 ini dijadikan dalil ketaatan kepada qiyadah dakwah. Cukuplah apa yang dikatakan Imam Al-Baidhawi ini untuk mereka. Pembatasan makna Ulil Amri seperti yang mereka katakan jelas kecerobohannya. Para Salaf seperti Ibnu Abbas mengartikan Ulil Amri adalah Ahlul Fiqh wad Din (Ahli fiqih dan agama). Sedangkan Atha’, Mujahid, Hasan Al-Bashri, Abul ‘Aliyah mengatakan, maksudnya adalah ulama. (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim, 2/345. Darut Thayyibah Lit Tauzi’ wan Nasyr)

Ahmad Fathanah, Antara Opini dan Fakta Persidangan

http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2013/05/opini-media.jpgdakwatuna.com – Jakarta. Peran media di dalam membentuk opini masyarakat pembacanya memang sangat luar biasa. Tidak sedikit fakta yang ada mampu diputar balik menjadi sebuah opini yang bisa menyesatkan banyak orang yang pada akhirnya mampu melahirkan statement ataupun tanggapan yang beragam terhadap berita yang disajikan, demikian pula sebaliknya. Seperti kasus dugaan suap impor daging sapi misalnya.
Kasus korupsi yang satu ini menjadi berita hangat setiap hari, bahkan mengalahkan kasus-kasus korupsi besar seperti Hambalang, Century atau Simulator SIM yang sudah jelas merugikan negara hingga trilyunan rupiah. Sementara hingga saat ini belum ada satu lembaga pun yang merilis berapa sebenarnya kerugian yang diderita negara akibat kasus suap impor daging sapi ini. KPK dan PPATK yang biasanya gencar mencari bukti-bukti dan mempublikasikan berita-berita tersebut nyaris tanpa suara. “Kita tunggu saja di pengadilan”, demikian kilah Jubir KPK, Johan Budi.
Memang sempat beredar di publik angka-angka terkait kasus suap impor daging sapi ini. Mulai dari 300 juta, 1 Milyar hingga 40 milyar, namun itu semua hanya sekilas info yang mencoba membentuk opini di masyarakat.
Menarik memang mencermati sepak terjang Ahmad Fathanah, sang aktor layar lebar dari pagelaran tontonan “dugaan kasus suap impor daging sapi”. AF yang tadinya bukan siapa-siapa, akhirnya berhasil diorbitkan menjadi aktor hebat dengan bumbu wanita-wanita cantik disekitarnya plus racikan hubungan AF dengan petinggi partai politik dan sepak terjangnya sebagai makelar proyek.
Dan yang tak kalah menarik adalah fakta persidangan yang ditampilkan AF pada hari jumat (17/5) yang mementahkan seluruh opini dan pagelaran yang telah dimainkan oleh sutradara “dugaan kasus suap impor daging sapi’. Jadi wajar saja kalau kemudian rumah-rumah produksi yang bernama TV swasta sampai-sampai menghentikan secara mendadak siaran langsung (live) dari kasus persidangan yang menghadirkan AF sebagai saksi.
Tetapi mereka gak kehabisan akal untuk membuat drama baru terkait kesaksian AF di persidangan. Yang kita saksikan adalah publikasi kesaksian AF yang tidak utuh, dipenggal-penggal sesuai dengan opini yang akan dibentuk. “Berani Jujur Hebat”.
Lalu menarikkah opini yang selama ini berkembang jika dibandingkan dengan Fakta persidangan AF jumat (17/5) yang lalu? Mari kita simak fakta-fakta berikut ini.
Berita:
“Itu (Rp 1 miliar) untuk safari dakwah ke Sumtera, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sumbangan untuk Papua,” kata Maria ketika bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/5).
 #Kesaksian AF:
“Soal dana dari Indoguna utk PKS, itu hanya wacana saya dgn Bu Elda dan Maria saja. Nggak sampai ke PKS (dananya)”.
“Setiap saya sodorkan dana dari Indoguna, LHI selalu mengacuhkannya hingga akhirnya uang itu saya bawa dan gunakan sendiri”
“saya minta dana ke Bu Elizabeth secara pribadi. Saya dorong untuk seminar uji publik penambahan kuota impor”.
”apakah saya mau kasih ke PKS itu tergantung saya, bukan permintaan siapa pun (di PKS). Itu semua saya yang tentukan”
“setelah terima dana Rp 1 M dari Elizabeth saya memang telepon LHI, bisa ketemu ngga nanti malam? Hanya itu kata2 dari saya”
“LHI bilang lagi sibuk rapat dan kegiatan2 lainnya”.

Berita:
“Dia (Fathanah) tak cerita detail apa pekerjaannya. Dia hanya mengaku pengusaha dan kader PKS,” kata Maharani seperti yang tertulis dalam dokumen resmi yang didapat Tempo.
Kesaksian AF:
“saya mengaku pengusaha, saya adalah makelar yagn menghubungkan dengan siapa saja (bisnis jasa)”
“Motivasi saya murni memperoleh keuntungan. Dan itu saya konsumsi pribadi dan ada juga yang disumbangkan”.
“saya pernah memperoleh keuntungan sebagai makelar hingga Rp 3 milyar. Banyak pihak kok yang saya sumbang”
”sebagai Calo saya yg menginisiatifkan (create) untuk permintaan tambahan kuota impor antara PT Indoguna dengan LHI
”saya jadi calo untuk banyak proyek seperti pertambangan, dan lain-lain”
“saya tegaskan bahwa saya bukan kader. Namun memang saya bersahabat dengan LHI. Jadi hubungan saya ke PKS hanya itu”.

Berita:
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) milik Elda yang dibacakan oleh jaksa Ronald dikatakan bahwa dalam pertemuan tanggal 30 Desember 2012 ketika bertemu dengan Ahmad Fathanah, Elda dan Maria Elizabeth Liman, Fathanah menyampaikan instruksi untuk Maria dari hasil pertemuan di Lembang.
Menurut Fathanah, dari pertemuan di Lembang yang dihadiri oleh Luthfi Hasan Ishaaq, Hilmi Aminuddin, Ahmad Fathanah, dan Suswono, ada dua arahan untuk Elizabeth Liman.
Arahan pertama adalah, Elizabeth Liman akan dibantu dalam pengurusan penambahan kuota daging sapi dan Menteri Pertanian (Mentan) akan membaca situasi dan kondisinya. Kedua, selanjutnya, Elizabeth Liman menyampaikan bahwa akan komitmen membantu mendukung dana PKS.
#Kesaksian AF:
”pengajuan Indoguna impor sebesar 500 ton daging ditolak oleh Mentan dengan alasan kuota sudah habis”
“kata Dirjen Iwan Sukur, apapun yang terjadi penambahan kuota impor sudah tidak memungkinkan lagi. Itu sesuai aturannya”
”saya tidak terlalu sering ke Kementan. Saya ke kementan untuk urusan proyek dengan posisi sebagai makelar
”pihak2 berwenang di Kementan selalu sarankan untuk ikuti prosedur lelang. Dan proyek yang kami menangkan sesuai prosedur”.
”Eldan mencoba peluang untuk izin kuota utk 2013. Itu yang kami coba cari celah. Mentan tetap nolak”

Berita:
Total komitmen fee yang dijanjikan PT Indoguna Utama kepada  mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq  sebesar Rp 40 miliar. Dari total komitmen fee itu, baru Rp 1,3 miliar yang terealisasi.
“Memberi atau menjanjikan sesuatu, yaitu memberikan uang Rp 1,3 miliar dari seluruh yang dijanjikan Rp 40 miliar kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara, yakni Luthfi Hasan Ishaaq selaku anggota Komisi I DPR dan selaku Presiden PKS,” kata jaksa M Roem membacakan surat dakwaan.
#Kesaksian AF:
“soal komitmen Rp 5.000 per kg daging impor. Itu omong2an saya dgn Elda. Soal ini LHI nggak pernah percayai saya”
”Soal komitmen Rp 40 M itu, LHI selalu nanggapinya dengan bercanda saja”
”Saya nggak yakin kalau LHI itu mau bicarakan soal itu. Menurut saya LHI itu nggak yakin soal komitmen fee itu. LHI suka bercanda”
Opini telah terbentuk sedemikian rupa, Fakta pengadilan telah mematahkan opini yang ada. Entah pentas apa lagi yang akan dimainkan dibalik semua fakta yang ada. Opini sesaat atau kebenaran yang akan terungkap. (ir/sbb/kps/dtk)

LSI : 62,35 % Rakyat Mendukung Sikap PKS Menolak Kenaikan BBM


 
Jajak pendapat LSI di TV ONE Senin (3/6) jam 18.50 :

62,35 % Rakyat Mendukung Sikap PKS Menolak Kenaikan BBM

Hanya 29,15% yang tidak mendukung, dan sisanya (8,5%) tidak menjawab


-sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=583614698337279&l=90e60fa9fd

"Kesaksian" Akhwat USA tentang Sumber Harta Ustadz Luthfi

Allah-lah Sang Maha Kaya itu...."

Ina Khikmawati
Montana,USA 2013


Ingin menyampaikan rasa terimakasih dan harunya kepada Ust Luthfi Hasan Ishaq (Presiden PKS), Ust. Ahzami Samiun Jazuli dan Ust. Nurmahmudi Ismail (Walikota Depok), wabilkhusus DPP PKS Bid Kewanitaan dan urusan rumah tangga kader. Serta sahabat-sahabat saya yang selalu menghadirkan wajah saya dalam Rabithah kalian, baik yang saya kenal maupun yang tidak saya kenal, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Tidak ada ucapan yang lebih baik ,selain Jazakumullohu khairon jaza'....

Semua adalah rencana Allah SWT. Tidak ada yang paling sempurna skenarionya selain skenario Alloh.


..............Semua berawal dari sini...........


DPP PKS mengadakan pertemuan keluarga kader se-Jabodetabek. Seperti biasanya, kalau judulnya keluarga kader, tentu yang hadir kebanyakan adalah para kaum ibu-ibu.

Tapi yag paling istimewa adalah kehadiran para mantan presiden PKS dari era pertama (jaman PK), sampai terkini.  Yakni , DR. Hidayat Nurwahid (HNW), Ust. MUzammil Yusuf, Ust. Nurmahmudi Ismail, Ust. Luthfi Hasan Ishaq. Saya merasa beruntung sekali karena bisa bertemu dengan mereka, ini adalah kesempatan langka bagi saya.

Hadir sebagai peserta pertama, karena kebetulan hari itu ada acara juga di tempat lain. Sehingga saya bisa langsung datang ke acara tepat waktu.

Acara berjalan seperti biasa, ada sambutan, dan taujih.

Taujih disampaikan oleh DR. Ahzami Samiun Jazuli, tentang keluarga, peran orang tua, dan pendidikan anak.

Ah, kesempatan saya untuk bertanya kepada salah satu ustadz yang cukup terkenal di Bekasi ini.

Saya bertanya tentang bagaimana cara mendidik anak untuk para single parent, agar anak-anak tetap tumbuh seperti anak-anak yang didampingi lengkap oleh kedua orang tuanya.

Ustadz Ahzami menyampaikan jawabannya dengan diselingi gurauan yang menyejukkan.

Setelah Ustadz Ahzami selesai menjawab, tiba-tiba ust Luthfi Presiden PKS berdiri dan bertanya kepada saya...

"Ibu,...suami ibu dimana?" tanya beliau pelan, spontanitas.

"Di Amerika, Ustadz." Jawab saya spontan juga, agak malu-malu plus deg-degan karena gak menyangka akan ditanya seperti itu.

"Tadi ust. Nurmahmudi Ismail (walikota Depok-red) dan saya berbisik-bisik.. beliau mau membiayai tiket perjalanan ibu untuk bertemu suami ke Amerika, nanti teknisnya kita bicarakan," ucap beliau singkat.

"Allohu Akbar.. Allohu Akbar.." seisi ruangan serbaguna DPR RI Kalibata sontak riuh dengan kalimat thoyyibah itu.

Saya sendiri tidak menghiraukan, hanya bisa sujud syukur. Tak henti-hentinya kupanjatkan kepada Alloh.

Teringat doaku yang "tak bermutu"..

"Yaa Alloh pertemukanlah saya dengan suami saya, pertemukanlah anak-anak dengan abinya.. kami sudah kangen sekali... saya tidak tahu caranya, tapi Engkau punya cara yang indah untuk mempertemukan kami"...

Dan ternyata  inilah jawabanNya...

Saya sendiri kurang yakin, lalu saya temui beliau di depan mobil beliau, diantara kerumunan wartawan, saya katakan,

"Ustadz, jazakallahu khairan jaza'..."

"Ya, ukhti, waiyyaki, nanti biar semua diurus," jawab beliau

***

Karena berbagai urusan keluarga yang harus saya selesaikan,  juga aktifitas sebagai single parent, harus kesana kemari, antar jemput anak-anak serta cuci nyeterika (lho kok malah curhat..hehhe), saya sempat lupa dengan janji pak Presiden ini.

Hingga akhirnya saya ditelpon oleh teman saya di DPP PKS.

"Bu Ina, pak Nurmahmudi berkali-kali nelpon bu Ina, tapi gak diangkat-angkat, kalau sempat call back beliau, atau hubungi ajudannya, ini nomornya.."

Mashaa Allah, saya baru teringat beberapa hari ini, HP nya low batt and gak saya charge.

Ah, macam orang penting saja aku nih, ditelpon sama orang nomer satu di Depok, padahal kenal pun enggak. Apalagi kontribusiku di PKS bisa dibilang gak ada, nyusahin iya, kali..hiks.

Mashaa Allah, inikah ukhuwah itu?

***

Ketika gonjang ganjing perihal harta kekayaan Ustad LHI, dan petinggi-petinggi PKS itu, saya ingin teriak...

Bukan ingin membela mereka, karena mereka sudah berbuat baik kepada saya dan keluarga, tapi saya ingin membela kebenaran firman Allah :

"Orang-orang yang menfkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS al-baqarah [2]: 24).

”Dan kebaikan sekecil apapun yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.”(QS. Al-Muzammil: 20)

Kenapa harta mereka sepertinya bertambah dan bertambah, bahkan sebagian sampai terlihat berlebihan di mata orang lain?

Saya hanya bisa berguman dalam hati,

"Bagaimana Allah akan mencegah rezekiNya, kalau infaknya saja begitu ringan mereka keluarkan?"

Balasan di dunia sudah Allah tampakkan, semoga Allah sisakan juga pahala di akherat, aamiin...

Betapa saya melihat dengan kepala sendiri, bagaimana mereka tidak bergantung pada dunia ini, tapi dunia ini menjadi wasilah mereka untuk berbuat kebajikan.

Jadi buat yang masih bertanya-tanya dari mana harta mereka?

Sejatinya saya ingin mengajak, terutama  kepada diri saya pribadi,

Mari kita tengok, berapa besar infak yang kita keluarkan?

Sudah berapa harta yang paling kita cintai, kita serahkan ke jalan Allah, atau kita infakkan kepada orang yang membutuhkan?

Atau jangan-jangan kita hanya berinfak dengan recehan, sambil menyimpan harta kesayangan kita, lalu berharap kepada Allah dengan harapan semu?

Wallohu A'lam bishowab


Ina Khikmawati
Montana,USA 2013
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN
Copyright © 2011. PKS MUDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger