![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg077WZe5WSEgkUr-dNXJlKSjZPzOjsxCM-CR3-GXBtLElgVqhPokDdjwh2p28D3j1qdam9_obBDPGC469dLxMin45XivemWJ-D2wLllmzkc3FiML6xXPo9R2ggNnzgvJiF-geXlxBp_ICj/s1600/Fahri-Hamzah.jpg)
Fahri menilai KPK kini bekerja layaknya lembaga politik yang membeberkan semua temuannya kepada publik. "Bekerja lah dalam sunyi dan diam tidak perlu menanggapi parpol sebab keributan itu adalah tugas parpol dalam demokrasi," ujar Fahri di Hotel Bidarakarya, Jakarta, Sabtu (25/5/2013).
Fahri mengingatkan agar pimpinan KPK tidak gegabah sebab walau posisinya kini yang super body, KPK lembaga yang sifatnya ad hoc. Menurut dia jika KPK bubar, negara masih memiliki alat penegak hukum lainnya misalnya jaksa, kepolisian, dan pengadilan.
"Kalau KPK mengomentari politik dan mengharapkan pembubaran parpol dan mengintimidasi melalui opini publik dia sudah keluar. Itu tanda-tanda kehancuran KPK. Jangan lupa KPKlembaga rawan juga meskipun powernya kuat, dia ad hoc. KPK bubar hari ini kita tidak rugi apa-apa negara punya jaksa, polisi, pengadilan," tukasnya.
0 komentar:
Plaas 'n opmerking